Bukan Anggota WHO, Taiwan Sukses Melawan Covid-19 Tanpa Lockdown
Bukan Anggota WHO, Taiwan Sukses Melawan Covid-19 Tanpa Lockdown
Tidak ada satu negara pun yang bebas dari pandemi Covid-19, Taiwan menjadi negara pertama yang terbukti berhasil melewati pandemi Covid-19 tanpa memberlakukan kebijakan lockdown.
Sejumlah negara baik di Asia, Eropa, dan Amerika mengalami peningkatan signifikan jumlah pasien positif Covid-19. Taiwan berjuang melawan Covid-19 tanpa bantuan WHO. Negara kecil ini pernah terpuruk saat SARS mewabah. Tanpa pengalaman dan bantuan WHO, Taiwan bangkit.
SARS 2003, memberikan pelajaran sangat berharga bagi Taiwan. Keterlambatan respon dan menganggap SARS hanya flu biasa membuat 180 orang tewas dan puluhan ribu dikarantina kala itu. Tentu saja Taiwan tidak ingin pengalaman buruk serupa terjadi lagi saat Covid-19 menyerang.
Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Taiwan, Mr. Chen Shih-chung, sebagai penanggungjawab penuh tim yang menangani Covid-19, memberikan arahan langsung pada jajarannya yang terkait langsung dengan pandemi ini.
Kebijakan apa saja yang diambil Taiwan demi menghindarkan masyarakatnya dari serangan Covid-19?
1. Tindakan tegas diterapkan pada semua pihak yang melanggar keputusan yang sudah diambil oleh pemerintah Taiwan. Seperti melakukan perjalanan ke negara yang dianggap sangat parah terpapar Covid-19. Taiwan adalah negara pertama yang melarang penduduknya melakukan perjalanan dari dan menuju Tiongkok sejak akhir 2019. Hongkong dan Macau juga masuk dalam daftar negara yang dianjurkan untuk tidak dikunjungi selama pandemi.
2. Para pejabat Taiwan sepakat menyuntikkan dana sebesar 6,8 juta USD untuk meningkatkan produksi masker secara massal dari 1,8 juta masker menjadi 8 juta masker per hari. Inilah yang disebut sebagai “Masker Keajaiban Taiwan”.
3. Pelarangan ekspor masker atau mengirim keluar Taiwan dengan alasan apa pun. Ini adalah salah satu cara mencegah kekurangan masker di dalam negeri. Penerapan sistem pembelian terbatas bagi setiap pemegang kartu jaminan kesehatan Taiwan, menjadikan stok masker nasional di Taiwan terkendali dengan baik. Hal ini akhirnya diterapkan di negara lain seperti Korea dan Perancis.
4. Pemberlakuan aturan menggunakan masker di area publik selama enam bulan terakhir, terbukti sangat ampuh mencegah penularan Covid-19. Banyak negara yang mengalami lonjakan pasien Covid-19, dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat untuk memakai masker. Aparat Taiwan akan menindak tegas masyarakat yang melanggar ketentuan yang berlaku selama pandemi.
5. Memberikan tindakan tegas pada orang yang keluar dari zona karantina. Hukuman berupa denda yang sangat tinggi dan ancaman penjara, membuat penduduk Taiwan akan berpikir ulang bila nekad melanggar semua aturan selama pandemi.
6. Memberikan informasi yang akurat dan tepat pada masyarakat terus menerus tentang penanganan Covid-19. Informasi yang valid tentang pandemi ini, diberikan secara transparan pada masyarakat. Bila ada yang menyebarkan hoax, tanpa segan aparat akan bertindak cepat dan memberikan sanksi tegas.
7. Mengedukasi masyarakat tentang bahaya, cara penanggulangan, dan pencegahan penularan Covid-19. Mengenalkan cara mencegah penularan Covid-19 pada anak-anak dan bahayanya mengabaikan seruan menggunakan masker. Mengajak semua lapisan masyarakat untuk mencuci tangan dengan sabun, handsanitizer, atau alkohol bila dari luar rumah atau berada di area publik.
Dua puluh empat juta penduduk Taiwan saat ini, 455 orang positif terpapar Covid-19. Sebanyak 440 orang dinyatakan sembuh dan tujuh orang meninggal. Sebagai negara yang berada dekat dengan Tiongkok, tentu jumlah ini sangat mengagumkan. Dalam dua bulan terakhir tidak ada laporan mengenai pasien baru Covid-19. Keberhasilan Taiwan mencegah Covid-19 tidak terlepas dari kepatuhan masyarakat dan ketegasan pemerintahnya.
Walaupun terus ditolak menjadi anggota WHO, tetapi negara ini dapat membuktikan tanpa campur tangan organisasi dunia dan Tiongkok, Taiwan mampu melewati pandemi dengan aman.
Weedee, Taipei, 2172020.
Komentar
Posting Komentar